Kediri suarajatimonline – Fakta baru kembali mencuat dari hasil klarifikasi tim LP3-NKRI terkait proyek Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI) 2024 di Desa Sidomulyo, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Kepala desa setempat, Sumilah, secara gamblang mengakui adanya potongan dana yang disalurkan kepada pihak yang disebut sebagai tim aspirator anggota DPR RI.
Dalam pertemuan di balai desa, Kades Sumilah awalnya enggan menyebutkan pihak yang terlibat. Namun, setelah ditekan dengan sejumlah pertanyaan, ia akhirnya tak bisa mengelak. Ia mengaku dana proyek sebesar Rp195 juta dicairkan dalam dua tahap melalui rekening HIPPA desa, dan setiap kali pencairan, tim aspirator langsung meminta bagian dengan persentase 20–30 persen.
Pengakuan ini mengejutkan tim LP3-NKRI yang sejak awal menduga adanya praktik tidak wajar dalam mekanisme proyek. “Kami kaget mendengar langsung dari kades. Kalau benar aspirator meminta bagian, ini jelas melenceng dari aturan,” ungkap salah satu anggota tim kepada awak media.
Yang lebih mengherankan, pasca klarifikasi, kades mendadak sulit ditemui. Nomor telepon tak aktif, pesan tak pernah dibalas, hingga keberadaannya seakan “menghilang”. Bahkan ketika tim mencoba datang kembali ke balai desa, perangkat menyebut kades tengah rapat di kecamatan.
Situasi ini memunculkan pertanyaan besar: apakah proyek P3TGAI di Sidomulyo hanya kedok untuk praktik bancakan dana publik?
Program P3TGAI sejatinya ditujukan untuk memperbaiki saluran irigasi demi meningkatkan produktivitas petani. Namun, jika dana dipotong sejak awal, dikhawatirkan pembangunan tidak akan maksimal.
Tim LP3-NKRI menegaskan akan membawa temuan ini ke aparat penegak hukum. “Kami tidak ingin dana negara yang seharusnya untuk kesejahteraan petani malah jadi bancakan elit,” tegasnya.
(red.FR)
0 Comments