KEDIRI, suarajatimonline – Tradisi budaya yang digelar setiap bulan Suro, seperti bersih dusun, tidak hanya menjadi ajang pelestarian seni dan adat, tetapi juga memberi dampak ekonomi nyata bagi masyarakat. Hal ini terlihat dari antusiasme pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memanfaatkan momentum tersebut untuk meningkatkan penjualan.
Salah satu contohnya adalah pagelaran Wayang Kulit Klasik yang berlangsung di Dusun Krajan, Desa Darungan, Kecamatan Pare, yang ramai dikunjungi warga. Kehadiran ribuan penonton mendatangkan rezeki tambahan bagi para pedagang kaki lima yang berjajar di sekitar lokasi acara.
UMKM Lokal Panen Rezeki
Rofiq, pedagang minuman ringan yang turut berjualan malam itu, mengaku mengalami lonjakan pendapatan yang signifikan.
"Ini kedua kalinya saya ikut jualan di acara wayangan dalam sepekan. Kali ini di Dusun Krajan, sebelumnya di dusun tetangga. Penghasilan saya meningkat hampir 150 persen dibanding hari biasa," ujarnya saat ditemui pada Senin malam (21/7/2025).
Menurut Rofiq, jika biasanya ia hanya meraup keuntungan sekitar Rp80 ribu, malam itu ia bisa mendapatkan hingga Rp150 ribu. “Meskipun cuma jual minuman, tetap saya syukuri. Apalagi bisa dua kali ikut acara seperti ini,” imbuhnya.
Pentol Ludes, Keuntungan Berlipat
Hal senada disampaikan oleh Rohman, penjual pentol yang baru pertama kali mencoba peruntungan di gelaran wayang di Dusun Krajan.
"Biasanya saya ikut kegiatan lain, tapi baru kali ini saya jualan di sini. Pentol saya bawa 500 biji, sekarang tinggal sedikit. Kalau habis semua, pendapatan saya bisa Rp200 ribu. Kalau hari biasa paling Rp80 sampai Rp90 ribu," jelasnya.
Pagelaran budaya seperti bersih dusun tidak hanya memperkuat identitas lokal, tetapi juga menjadi sarana penggerak ekonomi rakyat, terutama pelaku UMKM yang menggantungkan pendapatan dari momen-momen keramaian seperti ini.(red.al)
0 Comments